Laman

Senin, 22 Desember 2014

Permasalahan Kesehatan pada Remaja (Bagian 1)


Masa remaja merupakan salah satu masa yang sangat penting dalam siklus hidup manusia, dimana terjadi perubahan yang sangat dramatis baik perubahan fisik, seksual, psikologis, maupun  mental. Remaja merupakan kelompok populasi terbesar, yaitu sekitar 20% dari populasi dunia dan 85% diantaranya tinggal di negara berkembang (Sitaresmi, 2014). Populasi remaja juga dianggap sebagai kelompok yang relatif paling sehat karena sudah tidak menderita penyakit infeksi semasa kanak-kanak dan belum terlalu beresiko mengalami penyakit degeneratif seperti orang tua (Sitaresmi, 2014; Judarwanto, 2010).
Data-data kesehatan mengenai remaja dari berbagai sumber justru memberikan fakta yang bertolak belakang dari anggapan bahwa remaja adalah kelompok populasi tersehat. Salah satunya, lebih dari 1,8 juta orang berusia 15 sampai 24 meninggal setiap tahun oleh penyebab yang sebenarnya bisa dicegah. Pada tahun 2008, orang muda berusia 15 sampai 24 tahun ada lah penyumbang 40% dari semua infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa (Judarwanto, 2010). Sekitar 50 persen remaja usia 15 tahun, dan masih duduk di tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP)/ Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah merokok dan berpacaran. Total jumlah kasus penyalahgunaan narkoba siswa SMP dan SMA sampai dengan tahun 2008 tercatat 110.627 kasus, sementara di tahun 2007 tercatat 110.970 dan tahun 2006 sebanyak 73.253 (Catio, 2013). Setiap tahun, sekitar 20% dari remaja akan mengalami masalah kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan (Judarwanto, 2010).  Sekitar 565 orang muda berusia 10-29 mati setiap hari melalui kekerasan interpersonal. Kecelakaan lalu lintas  diperkirakan menyebabkan 1.000 orang muda mati setiap hari (Catio, 2013).
Berdasarkan sensus penduduk dari BPS pada tahun 2010, jumlah remaja usia 10-24 tahun sekitar 64 juta atau 27.6%  dari jumlah penduduk sebanyak 237.6 juta jiwa. Jumlah ini adalah jumlah yang cukup besar, sehingga permasalahan kesehatan remaja perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai kalangan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia saat ini giat melakukan upaya penanggulangan masalah kesehatan anak usia sekolah. Tiga masalah yang menjadi fokus utama ialah kebiasaan merokok pada usia sekolah, kurang makan sayur dan buah, dan perilaku mencuci tangan agar bisa mencegah penyakit (BkkbN, 2013).  Menurut perbandingan Risdakes tahun 2007 dan 2010, ditemukan kejadian anak merokok pada usia sekolah ialah usia lim atahun sampai sembilan, anak merokok pada usia sekolah meningkat dari 1,2% menjadi 1,7%. Pada kategori 10 sampai 14 tahun terjadi peningkatan dari 10,3% menjadi 17,5% dan makin tinggi pada kategori selanjutnya. Kemudian prevalensi anak usia sekolah yang kurang makan sayur dan buah masaih di angka 93,6% untuk kategori umur 10 sampai 14 tahun. Sementara perilaku benar dalam cuci tangan ialah masih 17% di usia 10 sampai 14 tahun (BkkbN, 2013). Semua ini menjadi fokus Kemenkes RI agar angka-angka ini dapat ditekan dari tahun ke tahun melalui program-program kesehatan (Nawawi, 2013).
Pembangunan kesehatan pada kelompok remaja merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat yaitu hak untuk memperoleh palayanan kesehatan sesuai dengan UU no 23 tahun 1993 tentang Kesehatan dan UU no.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Program kesehatan remaja juga merupakan salah satu program yang terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Dasar (Catio, 2013). Perencanaan dari program ini memerlukan keterpaduan berbagai unsur-unsur  terkait dan juga ketentuan lain yang telah berlaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari berdiskusi untuk Kemajuan Bersama (^_^)'!!!